Sabtu, 18 Februari 2012 By: Unknown

Gempa Bumi Indonesia (Menghitung Hari)

sumber gambar: jawapos.com
    
      Sebagaimana telah diwarningkan, insyaAllah  akan datangnya Gempa Bumi Besar Di Indonesia, melalui artikel Longsor Ciwidey, Awal Dari Bencana Besar posting Mar 1, 2010 1:53 am,  kemudian di cari jejak-jejak yang meyakinkan insyaAllah akan datangnya Gempa Bumi tsb, maka lahir-lah rekaman jejak tsb melalui artikel Gempa Bumi Turki:8-3-2010:Indonesia Harus Waspada

Setelah artikel tsb diposting, maka hari demi hari, catatan demi catatan, maka ditemukanlah sebuah perulangan-perulangan yang terus terjadi. Perulangan ini yang terjadi, maka lahir-lah sebuah siklus mengenai rahasia bencana sebelum terjadinya. Adapun kejadian-kejadian tentang bencana sebelum terjadi merupakan sebuah titik ketuhanan yang diperlihatkan.
Kejadian Sebelum Gempa TasikMalaya & Gempa Padang Telah Berulang
Jejak-jejak datangnya gempa bumi besar di Indonesia semakin nyata terjadi , sebagaimana kejadian sebelum gempa tasikmalaya tgl 2-9-2009 (baca Tanda Tanda Sebelum Gempa TasikMalaya )  dan Gempa padang tgl 30-september-2009 (baca Tanda Tanda Sebelum Gempa Padang & Maknanya)
Jejak-jejak tsb tiada lain sebagai “ekspresi puncak nilai ketuhanan” yang berdiam seribu bahasa melihat ‘ketidak-adilan’ hingga suatu masa datanglah kekuatan diluar manusia hingga akhirnya manusia menyerah:”Tiada kekuatan kecuali Allah swt semata”.
Jejak Ekspresi Ketuhanan Sebelum Gempa TasikMalaya
Jejak-jejak ekspresi ketuhanan sebelum Gempa TasikMalaya diperlihatkan sebagai sesuatu yang ‘asing’ diluar kebiasaan untuk menarik perhatian manusia. Hal ini (mengutip artikel Tanda Tanda Sebelum Gempa TasikMalaya) terjadilah tiga point penting dari jejak tsb:
  1. Bayi berkepala Dua lahir di Aceh (sebagai kasus yang cukup langka) untuk menarik perhatian umat manusia (akibat ekonomi lemah, gizi kurang terawat) sebagai iktibar ada sesuatu di alam ini yang harus diperhatikan dan diperbaiki
  2. Sesuatu yang unik  yakni Ledakan & Terbakar Trafo PLN di TasikMalaya mengiringi kelahiran bayi berkepala dua tsb, iktibar ini adalah matinya dari yang terang (bencana)
  3. Peristiwa besar yang ditayangkan oleh media sebagai suatu peristiwa yang tidak hanya tampak diluar, namun secara filosofi adalah ketidak-adilan itu (perlambang yang kurang ditindaklanjuti)
Jejak Ekspresi Ketuhanan Sebelum Gempa Padang
Jejak ekspresi ketuhanan sebelum Gempa Padang adalah sebagai kelanjutan dari gempa sebelumnya, dimana hal ini di’tangkap’ jejaknya langkah demi langkah hingga akhirnya lahir artikel Tanda Tanda Sebelum Gempa Padang & Maknanya
  1. Bayi berkepala dua lahir kembali di pekanbaru sebagai iktibar sebab dari gizi buruk sang ibu  akibat dari ekonomi lemah  ayahnya hingga calon bayi tidak menerima asupan yang cukup (berdiam dari ketidakmampuan)
  2. Sama dengan gempa tasikmalaya, maka sebelum gempa padang terjadi, maka tgl 29-september-2009, terjadi ledakan GI di Jakarta, hingga membuat heboh warga ibukota, matinya dari yang terang (bencana)
  3. Peristiwa besar diantara range waktu gempa tasikmalaya sampai dengan sebelum gempa  padang terjadi, hingga berhari-hari peristiwa tsb menghiasi media nasional, sudah lemah masih pula harus di’siksa’
Pekanbaru – Aneh bin ajaib, seorang bayi berkepala dua lahir di Pekanbaru, Riau. Ini adalah kasus yang pertama terjadi di dunia kedokteran Indonesia.
Bayi ini dilahirkan di RSUD Indragiri Hilir, Riau, Kamis 23 Juli lalu dengan menggunakan operasi caesar. Bayi tersebut kini sudah dipindahkan ke RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru untuk dilakukan obervasi.
Bayi ini anak pertama dari pasangan Badrun (33) dan Nurhayati (23). Bayi seberat 3,2 kg tersebut memiliki empat lengan serta dua tulang belakang.
Jejak Ekspresi Ketuhanan pada Gempa Besar yang insyaAllah akan terjadi
Sebagaimana sebuah siklus yang tidak dirasakan oleh manusia, sebagaimana cicak yang berjalan di dinding, tidak mengetahui batas dinding tsb, maka manusia saat ini tiada merasa bahwa jejak ekspresi ketuhanan telah berulang lagi, hingga tidak berlebihan bahwa gempa besar sebagai bentuk ekspresi ketuhanan untuk menegur manusia agar lebih serius menjadi manusia.
Adapun jejak yang berulang tsb adalah:
Jejak-jejak bayi berkepala dua, semakin banyak sebagai buah iktibar ketidakmampuan masyarakat. Ekspresi ketuhanan lewat bayi berkepala dua ini pernah terjadi dan banyak terjadi ditahun 2006 setelah Gempa Bumi yogyakarta 27-mei-2006 (baca Fenomena Bayi Berkepala Dua). Dari ekspresi ketuhanan di tahun 2006 ini-lah akhirnya muncul sebuah ekspresi yang sesungguhnya lewat Munculnya Lafal Allah .
Setelah lafal Allah muncul, maka terjadilah bencana beruntun di tahun 2007 sebagai yang tercatat 1-1-2007:Adam Air Jatuh, 2-2-2007:Jakarta Banjir Besar, 3-3-2007:Longsor NTT->6-3-2007:Gempa Sumbar,7-3-2007:Garuda Jatuh hingga bencana itu jeda sampai terjadi lagi 12-september-2007 sebagai Gempa Bengkulu.
Pada Gempa Bengkulu, 12-september-2007, siklus ekspresi ketuhanan berulang pula muncul pada saat sebelum  gempa itu terjadi (baca .Tanda Tanda Sebelum Gempa Bengkulu ) yakni
  1. Lahir bayi langka di Dr Soetomo
  2. Kelahiran bayi tsb disertai ledakan-pula, sampai RS tsb terbakar
  3. Range antara gempa Sumbar 6-3-2007 sampi 12-09-2007, terjadilah sebuah peristiwa yang termuat di media sebagai iktibar yang lemah masih pula di ‘siksa’
Jejak terbaru dari ekspresi ketuhanan sebagai bentuk ‘bacaan’ alam semesta akan adanya sesuatu yang harus diperbaiki, muncul berulang-ulang sama persis dengan setelah gempa yogya 27-mei-2006.
Jejak-Jejak Ekspresi Ketuhanan Sebagai Sebuah Siklus
(1) Pada tanggal yang mudah di-ingat (tanggal kembar dan bulan kembar) yakni tgl 11-11-2009 atau sebelas hari + satu bulan  setelah gempa padang+jambi, maka lahirlah bayi berkepala dua:
Warga Gorontalo Hebohkan Bayi Berkepala Dua
TEMPO Interaktif, Jakarta – Sejumlah warga di Gorontalo berbondong-bondong mendatangi rumah Lun Ntu’u di Kelurahan Bulotadaa, Kecamatan Kota Tengah, Gorontalo, Rabu (11/11) semalam. Mereka dibuat heboh dengan kelahiran bayi dari pasangan Lun Ntu’u dan almarhum Suleman Lahabu. Pasalnya, bayi berjenis kelamin perempuan tersebut berbeda dengan bayi pada umumnya. Bayi itu berkepala dua.
(2) Jejak ekspresi ketuhanan kembali terjadi lewat bayi berkepala dua yang kembali lahir di Garut tepat peringatan Gempa bumi dan Tsunami Aceh 26-desember-2009, sebagai bagian dari titik ekspresi ketuhanan terhadap bencana yang super kelam di indonesia
GARUT–MI: Seorang bayi laki-laki dengan dua kepala, hanya bertahan hidup selama 30 menit pasca menjalani persalinan melalui operasi cesar di RSU dr Slamet Garut, Jawa Barat, Sabtu (26/12) siang.
Bayi dari pasangan suami-istri Arif dan Ny. Sofi itu, lahir dengan panjang 50 cm dan berat badan 3,5 kilogram, kata Kepala Badan Pengelola RSU dr Slamet dr Hj. Widjayanti Utoyo, SPM. Ia mengatakan, sebelumnya proses persalinan anak pertama pasangan suami istri itu, dilaksanakan dengan pertolongan bidan, namun akibat mengalami banyak kesulitan kemudian segera dikim ke RSU.
(3) Setelah bayi berkepala dua di Gorontalo, Garut, maka kembali terjadi bayi berkepala dua lahir, kali ini di jambi, sebagaimana berita dibawah ini:
Bayi laki-laki berkepala dua lahir di Nibung Putih, Kecamatan Muarasabak Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Provinsi Jambi, Selasa lalu (19/1). Bayi itu lahir dari pasangan Irawati, 25, dan Abdul Kasim, 29, warga setempat.
(4) Gorontalo, Garut, Jambi, maka setelah itu-lah bayi berkepala dua lahir di Tuban, sebagai mana berita dibawah ini
Bayi Berkepala Dua Lahir di Tuban
http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=146729
TUBAN – Bayi berkepala dua dengan satu tubuh (dicephalus) kemarin (7/3) sekitar pukul 02.20 lahir di ruang bersalin RSUD dr R. Koesma Tuban. Selain memiliki dua kepala, bayi ini terlahir tanpa anus atau atresia ani. Sekarang ini, bayi yang ditempatkan di dalam inkubator ruang bayi rumah sakit setempat itu dalam kondisi sehat.
Kasus bayi yang terlahir dengan dua kepala bukan kali ini terjadi. Terakhir, kasus yang sama terjadi 26 Desember 2009 di RSU dr Slamet Garut, Jawa Barat. Hanya, bayi itu hanya bisa bertahan hidup sekitar 30 menit. Berbeda dengan bayi berkepala dua yang lahir di Tuban.
….
Bayi Berkepala Dua Akhirnya Meninggal
http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=146997
TUBAN – Setelah bertahan sehari, bayi berkepala dua dengan satu tubuh (dicephalus) akhirnya meninggal dunia kemarin (8/3) sekitar pukul 03.00
Jejak-Jejak Ekspresi Ketuhanan Sebagai PeringatanNya
Sebagaimana  tahun 2006, setelah gempa yogya, kemudian Tsunami pangandaran, yang pada akhirnya muncul lafal Allah, maka bayi berkepala dua cukup banyak lahir dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ditahun 2006 inilah bayi berkepala dua merupakan ekspresi  ketuhanan sebagai perinagatanNya hingga terjadilah bencana demi bencana di tahun 2007 yang disebut sebagai bencana beruntun ( Tanda Tanda Sebelum Bencana Beruntun)
Hal ini pula sekarang terjadi berulang sebagai sebuah siklus, dimana setelah gempa padang, maka hampir setiap bulan lahir bayi berkepala dua di indonesia, dan mengingat pada warningNya di tahun 2006 menuju tahun bencana 2007, maka tahun 2009 ke tahun 2010 inilah sebuah siklus yang berulang. Kejadian ini dicatat sebagai warning dari artikel Longsor Ciwidey, Awal Dari Bencana Besar yang sesuai siklus 2007, maka beriktunya adalah Gempa Besar yang juga telah dituliskan dalam jejak tsb (baca Gempa Bumi Turki:8-3-2010:Indonesia Harus Waspada)
Pada kejadian gempa bengkulu, gempa tasikmalaya dan gempa padang, terdapat paling sedikit tiga jejak ekspresi ketuhanan, maka hal itu, kini berulang bagai sebuah siklus
  1. Bayi berkepala dua:Gorontalo,Garut, Jambi dan Tuban
  2. Ledakan & Listrik yang telah pula terjadi, sebagaimana siklus sebelum gempa tasikmalaya & gempa padang  (baca Dan Trafo Itu-pun Telah Meledak )
  3. Sebuah peristiwa besar dari century ke Tuban dalam arti sesungguhnya T adalah penghias media sama seperti sebelum gempa yang pernah terjadi
Kunci jejak T inilah sangat menarik, dimana pada bulan november-2009 lalu (tanggal hari jadi Tuban adalah 12-november), maka sehari sebelumnya di gorontalo lahir ekspresi ketuhanan sebagai bayi berkepala dua di Gorontalo ditanggal 11-11-2009. Ekspresi G inilah mengulang memori G sebagai kota Garut yang lahir bayi berkepala dua tepat di peringatan Lima tahun Tsunami Aceh 26-desember-2009.
Dari ekspresi G, yang menuju pada Tsunami Aceh, maka sebelum Gempa Tasikmalaya yang tercatat, maka lahirlah bayi berkepala dua 25-jan-2009 di Aceh, dan akhirnya lahirlah sebelum gempa padang sebagai bayi berkepala dua di pekanbaru tgl 25-juli-2009. Kini jejak terakhir bencana gempa bumi ada pada kota jambi dan inilah lahir bayi berkepala dua di jambi diawal tahun 2010, tgl 19-jan-2010.
Ekspresi J inilah yang berbahaya sebagai sebuah iktibar sebagaimana yang ditunjukkan sebelum gempa tasikmalaya dengan ekspresi T dalam ledakan Trafonya.
Ekspresi P sebelum gempa padang ditunjukkan pula dalam bayi berkepala dua di pekan baru, hingga ekspresi-ekspresi inilah sebagai jejak-jejak ekpresi ketuhanan yang biasa di sebut sebagai TAKDIR
Merunut jejak Ekpresi J
Ekspresi T sebagai kota Tuban dimana bayi berkepala dua lahir, maka pada bulan hari jadinya tuban, lahirlah bayi  berkepala dua di Jambi sebagai ekspresi J. Pada bulan yang sama (november-2009), maka terjadilah berita unik yang berulang pada ekspresi J. Adapun jejak ekspresi T tsb adalah:
Latihan Terjun, Parasut TNI Nyangkut Tiang Listrik
http://www.beritajatim.com/detailnews.php/8/Peristiwa/2009-11-03/48673/Latihan_Terjun,_Parasut_TNI_Nyangkut_Tiang_Listrik_
Selasa, 03 November 2009 19:17:50 WIB
Reporter : Abdul Qohar

Tuban (beritajatim.com) – Warga Dusun Koro, Desa Pongpongan, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Selasa (3/11/2009) dikejutkan oleh adanya parasut yang tersangkut di atas tiang listrik.
Usut punya usut, ternyata parasut tersebut diduga milik Kopda M Jihad, anggota TNI yang sedang melakukan latihan terjun payung disekitar desa setempat.
Informasi yang dihimpun beritajatim.com di lapangan menyebutkan, saat latihan terjun ada sedikit kendala yang membuat pendaratan para TNI tidak mulus.
Karena, sesaat setelah diterjunkan angin tiba-tiba berhembus cukup kencang di wilayah tersebut. Sehingga, banyak penerjun payung yang pendaratannya tercecer dimana-mana.
Ada yang mendarat di persawahan milik penduduk, ada yang dilokasi bebatuan dan paling tragis dialami oleh Kopda Jihad. Parasutnya tersangkut tiang listrik yang berada di tengah salah satu persawahan penduduk. Sehingga, ia terjatuh dan mengalami luka patah tulang dikaki.
“Saat parasut nyangkut di tiang listrik, anggota TNI itu jatuh ke tanah,” kata salah seorang warga setempat, Wakir, sesaat setelah kejadian.
Dijelaskan, untungnya TNI tersebut masih selamat. Tetapi, ia tidak mengetahui secara detail, bagaimana kondisinya sekarang ini.”Selain yang nyangkut di tiang listrik, ada yang mengabarkan bahwa TNI lain yang mengikuti latihan terjun payung juga mendarat di bebatuan dan pesawahan,” sambungnya.
Tak berapa lama setelah kejadian tersebut, tampak sejumlah petugas medis dari TNI menggunakan ambulance tiba di tempat kejadian perkara (TKP) dan langsung melakukan evakuasi.
Pertolongan awal yang dilakukan terhadap anggota yang mengalami kecelakaan, petugas melarikan mereka ke rumah sakit milik PT Semen Gresik dan selanjutnya membawa mereka ke Mojokerto untuk mendapat perawatan lebih lanjut.
“Satu anggota mengalami patah tulang kaki, namun kami mohon maaf tidak bisa memberikan keterangan,” tambah salah satu petugas di rumah sakit.
Sementara itu di lokasi kejadian, parasut yang tersangkut di atas tiang listrik baru berhasil diambil atas bantuan warga yang memanjat ke atas dengan dibantu sejumlah anggota TNI.
Itupun setelah aliran listrik dimatikan. Warga yang memanjat dengan tanpa pengamanan sama sekali adalah bernama Rifan.[dul/ted]
Kejadian parasut TNI , nyangkut di tiang listrik setelah terjun dari udara sebagai ekspresi T, maka pada ekpresi J hal ini (kejadian yang mirip) berulang setelah bayi berkepala dua lahir di Tuban, berikut perulangannya:
http://berita.liputan6.com/daerah/201003/267092/Latihan.Teroris.Anggota.Brimob.Jatuh.dari.Heli
Liputan6.com, Depok: Sebuah kecelakaan terjadi saat latihan teroris di Markas Komando Brigade Mobil, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Selasa (9/3). Brigadir Polisi Satu Dedi Suhendar, salah seorang anggota Brimob terjatuh dari helikopter. Korban menderita luka cukup serius pada kedua kaki dan tulang rusuk.
Kecelakaan bermula ketika kaitan tali dengan badan korban tercopot. Korban pun terjun bebas dari ketinggian hampir lima puluh meter. Jatuhnya korban sempat terekam telepon genggam milik seorang peserta latihan pengamanan teroris.
Korban sempat dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Mako Brimob Kelapa Dua. Ia akhirnya dirujuk ke RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur. Akibat insiden tersebut, latihan sempat tertunda meski kemudian dilanjutkan kembali.(ANS)
Ekspresi J yang berkaitan dengan ekspresi T sudah berulang dan sebuah siklus yang sama pula berulang sebelum gempa tasikmalaya dan sebelum gempa padang, hingga point terakhir sebagai ekspresi T inilah akhirnya menghitung hari demi hari sampai pada siklus yang berulang:  Gempa Besar dengan Korban Jiwa, walau semua tidak menginginkan hal itu terjadi, namun demikian siklus itulah dipergilirkan kepada umat manusia dengan berbagai macam bentuk dan atribut, pada akhirnya esensi sama yakni “Puncak ekspresi ketuhanan sebagai bagian dari kisah manusia agar manusia kembali kepadaNya, berserah diri dan tiada menyombongkan diri dalam keterbatasannya”
—- Sambungan GEMPA ITU BENAR TERJADI
Fenomena ini, merupakan gejala biasa, ketika terjadi rentetan dari peristiwa tsb, maka ditemukanlah unsur pembelajaran tentang hal maut itu sendiri.  Urutan peristiwa, awal muasal didalam artikel Gempa Bumi Indonesia (Menghitung Hari) yang diposting 9-maret-2010, maka gempa itu benar terjadi, tepat 29 hari setelah itu lewat artikel Gempa Aceh (7-4-2010) Dalam Siklus Sebelas
Akibat dari gempa tsb, maka beberapa bangunan rusak, Satu Masjid dan Sekolah Ambruk di Simeulue Barat dan ketika gempa berguncang, ibadah sholat subuh-pun terganggu Azan Subuh Batal, Jamaah Lari
SINABANG, KOMPAS.com — Gempa bumi yang terjadi saat waktu shalat subuh di Sinabang, Nanggroe Aceh Darussalam, Rabu (7/4/2010), menimbulkan kepanikan bagi warga setempat. Tak terkecuali mereka yang sedang berada di dalam masjid untuk menunaikan ibadah shalat subuh.
Gempa yang terjadi tsb merupakan gempa terhebat pasca Tsunami Aceh 26-des-2004
Terbesar Guncang Aceh Pascatsunami


BANDA ACEH – Gempa hebat berkekuatan 7,2 skala Richter (SR) mengguncang Aceh kemarin pagi (7/4). Gempa tektonik itu merupakan yang terbesar pascagempa dan tsunami yang memorak-porandakan tanah Serambi Makkah dan sejumlah negara lain di Asia pada Desember 2004.
Itulah awal muasal dari fenomena maut di waktu subuh, setelah itu terjadi gempa aceh yang kedua 9-mei-2010 waktu siang hari 12:59:41 WIB, diulas dalam artikel Gempa Aceh, Mengapa Tepat 9-Mei-2010 ?
Kemudian 9 hari berikutnya giliran Sukabumi dilanda gempa, diulas dalam artikel Gempa Jakarta, Mengapa Tepat 18-Mei-2010 ? waktu malam hari, 18:59:58 WIB. Dari ketiga rangkaian gempa diatas, yang disebutkan, maka kerusakan yang nyata terjadi adalah pada gempa 7-April-2010 waktu azan subuh relatif dibandingkan rangkaian gempa tsb.


sumber artikel:http://thephenomena.wordpress.com/2010/03/09/gempa-bumi-indonesia-          menghitung-hari/

0 komentar:

Posting Komentar